Mbak Nazawa Shihab bisa bilang kaya gitu mungkin karena melihatnya dari sudut pandang perempuan, wajar saja statement nya seperti itu karena mbak Nazwa itu perempuan, seperti yang kita ketahui bahwa hati perempuan itu lembut, perasa, mudah baper, jadi kerja nya pengen yang enak - enak, yang nyaman - nyaman, yang asyik, dan seterusnya.
Tapi percaya lah mbak, seorang ayah itu bahkan rela setiap hari di maki - maki atasannya asal gaji nya tetap dibayar dan agar tetap bisa memberi makan anak dan istri nya, dia bahkan bisa mengorban kan rasa nyaman ditempat kerja, lembur ber jam - jam agar dapat uang lebih yang dapat digunakan untuk membelikan sepatu sekolah anak nya, bahkan terkadang mencari penghasilan tambahan agar anak nya bisa punya android seperti teman - teman nya, berusaha sekuat tenaga dan mengorbankan harga dirinya agar selalu bisa memenuhi keinginan anak - anaknya, sehingga ketika anak nya bilang "yah, aku pengen beli sepatu baru karena sepatu lamaku sudah sobek", si ayah tidak akan jawab lagi "Iya nanti", "Iya, besok", karena ayah pasti tahu apa makna dibalik kalimat "Iya besok, iya nanti".
Bahkan percaya lah mbak, ayah itu rela tidak dimanusiakan oleh atasanya asal keluarga nya dirumah bisa tersenyum dan bahagia, dan ketika dia pulang kerumah dia masih punya harga diri sebagai kepala rumah tangga yang dapat bertanggung jawab menafkahi keluarga, tanpa keluarga tau apa yang terjadi ditempat kerja.
Jadi mbak, dunia kerja itu bukan saja soal kenyamanan, teman yang asyik, tetapi lebih tentang kebahagiaan keluarga yang akan lebih mudah kami wujudkan jika pulang kerja membawa gaji, apa pun profesi nya.
0 komentar:
Post a Comment