Monday 3 July 2023

PENYAKIT AIN

PENGETAHUAN DASAR AGAMA ISLAM

Bagian 11

AIN 

Dalam satu riwayat Rasulullah menjelaskan :

“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.” (HR. Muslim No. 2188)

Lalu apa itu ain? 

Ain bisa diartikan sebagai Pandangan Mata atau Mata Jahat atau sebuah keyakinan bahwa seseorang dapat membahayakan atau menyihir orang lain dengan cara hanya sekadar melihat korbannya.

Dengan pengaruh dari pandangan mata yang disertai sifat dengki atau iri kadang terjadi pula pada rasa takjub atau cinta terhadap yang dipandang. Hal ini dapat muncul dari orang yang jahat ataupun orang yang baik, baik pelaku melakukannya dengan sengaja ataupun tidak menyadari, dengan izin Allah. Pandangan mata tersebut menjadi jalan bagi dan dimanfaatkan oleh Setan sehingga memiliki potensi bahaya bagi orang yang terkena.

Berkata Imam Ibnu Atsir dalam An-Nihayah: “Dikatakan bahwa seseorang terkena ‘ Ain, yaitu apabila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit."

Bahkan ketika kita ta'jub melihat kecantikan seseorang, kita kagum dan tergila - gila sampai memuji nya melampau batas tanpa mengingat bahwa kecantikannya datang dari Allah, itu bisa menjadikan penyakit Ain. 

Ain merupakan penyakit yang berbahaya hingga bisa menyebabkan kematian, Rasulullah mengajarkan kita umatnya untuk membaca do’a agar terhindar dari penyakit ‘ain, do’a ini juga pernah beliau bacakan untuk kedua cucunya Hasan dan Husein.

"Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu." (HR. Muslim)

Bahkan anak kecil pun bisa tertimpa penyakit ain akibat dari pandangan mata orang lain yang ta'jub, tanpa disadari itu membahayakan bagi si anak. 

Dan yang unik orang tua kita zaman dahulu, mungkin ulama - ulama dahulu mengajarkan tentang cara menghilangkan ain dengan cara yang sederhana, dengan cara yang bisa diterima akal masyarakat waktu itu, mereka tidak mengajarkan dalil dalil yang mungkin susah dipahami oleh nenek nenek kita di zaman itu, tetapi cara nya, ketika ada anak kita, atau bayi kita di puji oleh seseorang, misal "aduh gendut nya, aduh lucu nya, aduh cantik nya, aduh ganteng nya" Atau semacam nya, maka dijawab :

"Sapi' ngangamu lambi' satalingamu"

๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€begitu lah org tua kita mengenal kan ilmu agama dengan cara mereka sendiri. 

Wallahua'lam


0 komentar: