Sunday 13 June 2021

Baik dan Buruk

 Baik Buruk

"Baik" itu memiliki definisi yang luas, mungkin secara umum baik bisa diartikan dengan perbuatan yang disukai orang - orang pada umumnya. Namun setiap masyarakat memiliki indikator kebaikan yang berbeda - beda. 

Contoh, makan dilantai dengan menekuk satu lutut kaki keatas (istilah jawa jigrang) menurut orang jawa adalah perbuatan tidak baik, karena dianggap tidak ber etika, namun sebagian daerah di sulawesi makan dengan posisi tersebut menjadi hal yang biasa biasa saja, bahkan jika dilakukan oleh perempuan sekalipun.

Contoh lain, di negara denmark meninggalkan bayi di dalam kereta di tengah keramaian bukan di anggap hal yang buruk, karena hal tersebut sudah di anggap budaya. Atau seperti salah satu suku kecil di negara afrika yang menculik perempuan sebelum dinikahi malah menjadi tolak ukur kejantanan pria. Dan masih banyak contoh lain lagi.

Jadi "Baik" itu perlu indikator yang jelas, karena seorang pencuri itu bisa jadi disebut orang baik menurut keluarga nya karena dari hasil itu mereka bisa makan, atau pasangan mesum itu baik bagi pemilik hotel, pemabok itu baik menurut penjual miras, dan lain sebagainya.

Definisi baik juga bisa diliat dari sudut pandang mana kita melihat, pemancing ikan itu baik karena dia memancing ikan untuk memberi makan anak -anaknya, dan ikan pun sedang berbuat baik mencari makan untuk anak - anak nya dengan memakan umpan pemancing, tetapi bisa saja kedua nya menjadi buruk, pemancing bisa saja di anggap buruk karena dengan tega menangkap ikan yang sedang mencari makan, dan ikan bisa saja menjadi buruk karena dianggap tidak merelakan dirinya untuk dimakan anak anak nelayan yang sedang kelaparan.

Semua perbuatan itu berawal dari niat baik bahkan penjahat sekalipun, perampok berawal dari niat baik untuk menghidupi keluarga, anggota ISIS berlatar belakang karena niat baik ingin memperjuangkan keyakinannya, simpatisan PKI juga berniat baik untuk menawarkan konsep yang mereka yakini akan mensejahterakan rakyat dan lain sebagainya.

Oleh karena itu maka perlu nya ada indicator yang menentukan, mana itu baik mana itu buruk, seperti apa yang disebut baik dan seperti apa yang disebut buruk, maka agama adalah referensi dan indicator sesuatu itu disebut baik atau buruk. Misal Bertelanjang di depan umum itu perbuatan buruk menurut agama walaupun seluruh orang spanyol mengatakan itu hal yang biasa saja di negaranya. Atau misal lain lagi, Penganut Atheis itu hal yang baik baik saja di negara Komunis tetapi menurut agama itu perbuatan yang sangat buruk bahkan dosa terbesar.

Jadi, baik buruk bukan manusia yang menentukan tetapi sang Pencipta Kebaikan. Oleh karenanya wajib untuk kita sebagai manusia untuk menganut agama.