PENGETAHUAN DASAR AGAMA ISLAM
BAGIAN 8
JIN
Jin (bahasa arab: جن Janna) kata “(Jin)” berasal dari “Jann” yang berarti tertutup, dalam makna bahasa berarti tersembunyi dan halus.
Banyak dalil yang menyatakan bahwa Jin benar ada, dan bahkan mahluk kasat mata ini memiliki kehidupan yang serupa dengan manusia namun ber umur sangat panjang.
Apakah hantu (pocong, kuntilanak, gendruwo, tuyul, dsb) merupakan jelma'an dari Jin? Mungkin iya dan mungkin juga tidak.
Bagi yang berpendapat bahwa Hantu itu benar ada maka mereka meyakini bahwa hantu merupakan jelmaan dari Jin untuk mengganggu manusia, dan jin menjelma sesuai bentuk rupa yang di anggap seram oleh masayarakat setempat, itu kenapa hantu tiap daerah / negara akan berbeda - beda.
Tetapi ada sebagian orang yang tidak meyakini bahwa Hantu itu ada, karena sampai saat ini belum ada penelitian / riset yang dapat membuktikan jika hantu itu benar - benar ada.
Peneliti lain mengklaim alasan hantu belum terbukti ada adalah karena manusia belum memiliki teknologi yang tepat untuk menemukan atau mendeteksi dunia gaib.
Dalam sebuah artikel berjudul Things That Go Bump in the Literature: An Environmental Appraisal of "Haunted Houses", para pakar menyebut riset-riset tentang rumah hantu kebanyakan inkonsisten atau lemah
Sebagian juga berpendapat bahwa mitos hantu adalah bentuk propaganda penjajah dalam menebar teror kepada penduduk lokal, misal mitos hantu yang gentayangan pada malam jum'at adalah bentuk propaganda penjajah agar umat islam tidak melakukan perkumpulan dan musyawarah selepas sholat isya di surau - surau atau masjid yang dapat memicu ide pemberontakan pada masa itu.
Terlepas dari Hantu itu mitos atau fakta, bahwa keberadaan Jin adalah benar sesuai dalil - dalil yang telah sampai kepada kita, jin bisa berkembang biak, memiliki habitat, makan dan minum dan sebagianya meskipun kehidupannya tidak sama dengan yang dilakukan oleh manusia. Bahkan kata nabi syetan dari golongan jin bisa masuk kedalam diri manusia
"Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah.” (HR. Bukhari)
Dan ketika jin merasuki manusia kita lebih mengenal nya dengan istilah kesurupan atau kerasukan, bahkan ketika orang kesurupan mengaku - ngaku sebagai leluhur yang sudah meninggal, misal ayah kita, ibu kita, kakek kita atau siapa pun yang sudah meninggal maka itu dipastikan adalah kerja nya jin. Karena orang yang wafat memiliki alam yang berbeda sehingga tidak akan mungkin bisa kembali kedunia.
Kehidupan terbagi dalam beberapa alam, setelah alam dunia masuk fase alam barzakh yaitu alam sesudah kematian dan masa penantian hari kiamat yang menjadi pintu masuk alam akhirat. Di alam barzakh manusia sudah diminta pertanggung jawabannya atas perbuatan di dunia sehingga sudah ada siksa kubur, ni'mat kubur, pertanyaan malaikat nungkar nangkir, dan sebagainya, maka tidak mungkin manusia yang sudah wafat (berada dalam alam barzakh) bisa dengan mudah jalan - jalan kedunia lalu masuk ke tubuh manusia dan minta kopi pait atau makanan kesukaannya semasa hidup.
Lalu kenapa orang yang kesurupan dan mengaku seseorang yang telah wafat itu bisa tahu persis kebiasaan atau makanan kesukaan dari orang yang diakui nya, karena bisa jadi yang merasuki tersebut adalah Jin Qorin dari seseorang yang diakui sebagai diri nya. Kata Nabi :
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang Qorin (pendamping) dari golongan jin.” Para sahabat bertanya, ‘Termasuk Anda, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Termasuk saya, hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam. Karena itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik'.” (HR. Muslim)
Maka ketika ada seseorang kerasukan roh leluhur atau roh seseorang yang telah meninggal maka sesuai keyakinan kita sebagai umat islam, itu adalah kerja jin qorin, karena jin qorin mendampingi setiap orang dari lahir sampai wafat maka dia tahu persis apa yang menjadi kebiasaan dari orang yang didampingi. Dan ketika seseorang wafat maka jin qorin akan tetap berada di sekitar wilayah yang sering ditempati seseorang tersebut semasa hidup nya.
Wallaua'lam
0 komentar:
Post a Comment