PENGETAHUAN DASAR TENTANG AGAMA ISLAM
BAGIAN 3
NU & MUHAMMADIYAH
NU atau Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bukan lah sebuah aliran agama, tetapi sebuah organisasi keagamaan yang dibentuk sebagai wadah dalam mensyiarkan agama islam.
Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta diprakarsai oleh KH. Ahmad Dahlan sedangkan NU pada tanggal 31 Januari 1926 di Jawa Timur dan diprakarsai oleh KH. Hasyim Asyari.
Kedua Tokoh central tersebut juga merupakan sahabat yang selalu belajar bersama, kedua nya pernah berguru kepada KH. Soleh Darat di Semarang, dan ketika di Mekkah keduanya pernah berguru kepada syech Ahmad Khatib.
Secara Nasab (garis keturunan) beliau juga masih memiliki silsilah yang sama yaitu masih keturunan sunan Gresik atau syech Maulana Malik Ibrahim yang secara Nasab akan sampai kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga beliau berdua adalah seorang Habib.
Sejak awal Muhammadiyah berfokus kepada dunia pendidikan dan pemurnian agama, dan mengadopsi platform reformis yang memadukan agama dan pendidikan modern, Muhammadiyah hadir saat itu melihat kebutuhan masyarakat islam sekitar.
Nahdlatul Ulama membela praktik islam tradisionalis ( sesuai aqidah asy'ariah dan fiqih 4 Mazhab utama Mazhab Syafi'i ), mentolelir budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran islam, dan berfokus pada segala aspek bidang termasuk pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya, dan NU hadir meng akomodir kebutuhan masyarakat islam sekitar.
Dua organisasi tersebut merupakan organisasi islam terbesar di Indonesia yang tidak saling bertentangan tetapi saling mendukung dan melengkapi, ada beberapa perbedaan dalam mengambil sikap dalam menghadapi sebuah persoalan bukan lah hal yang harus dipersoalkan dan dibesar - besarkan, selama tidak bertentangan dengan ajaran pokok Islam. Perbedaan tersebut hanya pada ranting cabang dan bukan pada akar dan pohon.
Semisal ada nya perbedaan pendapat dalam hal menentukan Awal Ramadhan dan Akhir Bulan Ramadhan, itu bukan lah hal besar yang menjadikan kita semua harus bermusuhan karena itu bukan Pokok Agama, perbedaan pendapat seperti itu sudah biasa terjadi bahkan sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi pun selalu menyikapi dengan Bijaksana.
Wallahua'lam
0 komentar:
Post a Comment