Saturday, 17 June 2023

HABIB INDONESIA

PENGETAHUAN DASAR AGAMA ISLAM

BAGIAN 4

HABIB

Secara bahasa, habib berasal dari kata habba-yuhibbu yang berarti kesayangan atau orang yang dicinta. Sedangkan secara istilah, habib adalah nama gelar bagi keturunan Nabi Muhammad SAW yang dicintai oleh Allah Swt.

Nabi Muhammad memiliki anak perempuan yang bernama Fatimah Azzahra yang menikah dengan Ali Bin Abi Thalib, dari pernikahan ini lahirlah Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husyen, dan mereka lah datuk buyut nya para haba'ib. 

Jadi Gelar Habib merupakan Hak Privilege yang didapatkan karena taqdir atau ketetapan Allah, berbeda dengan gelar Ustadz, Kiyai, Syech, dsb. Mungkin jika dilingkungan pesantren kita akrab dengan istilah Gus & Ning yang merupakan sebutan untuk putra putri kyai.

Didalam islam Nasab atau pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah atau keturunan sangat dijaga, bahkan didalam islam ada larangan untuk menyandarkan Nasab anak kepada orang tua angkat nya, bahkan ketika nabi mengatakan anak angkat nya zaid bin haritsah menjadi zaid bin muhammad itu mendapat teguran dari Allah SWT. Secara turun temurun nasab dalam islam selalu di jaga dan dibukukan dari zaman ke zaman. 

Hampir semua Habib yang ada di indonesia secara Nasab adalah keturunan Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Hadhramaut Yaman,  Asia Tenggara.

Bagaimana kita tahu bahwa seorang Habib adalah benar keturunan Nabi Muhammad SAW, saat ini ada organisasi islam bernama Rabithah Alawiyah yang secara kusus menghimpun, mencatat, menelusuri dan mencari bukti keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, sehingga nasab para haba'ib benar - benar terjaga. 

Dalam waktu belakangan ini banyak orang atau banyak kelompok yang mulai mempermasalahkan status Habib, mempermasalahkan peran para Haba'ib di indonesia dan seterusnya yang bahkan ada yang meminta bukti tes DNA dan bahkan menyangkal kebenaran nasab para Haba'ib Indonesia.

Bahkan terkadang dengan bahasa bahasa yang sudah melewati batas dan keterlaluan, seolah tidak memiliki rasa takut sedikit pun jika ternyata apa yang mereka lakukan dan mereka percayai ternyata salah dan keliru di hadapan Allah dan Rasulullah. 

Jika kelak Rasulullah enggan bertemu kita, jika kelak Rasulullah memalingkan wajah nya, jika kelak Allah murka kepada kita karena Rasulullah enggan memberi syafa'at kepada kita karena sikap dan perilaku kita yang selalu mencaci maki cucu Rasulullah, apa yang akan kita lakukan?? Jawaban apa yang bisa kita berikan kepada Rasulullah jika di tanya apa yang sudah kita lakukan terhadap cucu nya?? Bagaimana mungkin di sisi lain kita memuji - muji Rasulullah tetapi di sisi lain kita mencaci maki anak cucu nya yang belum tentu memiliki dosa seperti yang kita tuduhkan??

Wallaua'lam


0 komentar: