- 1. Efisiensi Kerja & Efektifitas Kerja
Dikutip
dari modul Airport Services 2005 “Efektifitas adalah suatu perbandingan antara
kinerja unsur- unsur manajemen dengan tujuan yang ditetapkan” dan “Efisiensi
adalah suatu perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan”.
Menurut
Drs. Soekarno K. dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Manajemen. Bahwa
yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan yang terbaik antara masukan
(“input”) dan keluaran (“output”), atau antara daya usaha dan hasil, atau
antara “pengeluaran” dan “pendapatan.” Dalam pengertian manajemen yang sehat
sudah tersimpul pengertian efisiensi dan efektifitas, dalam arti bahwa segala
sesuatu dikerjakan dengan berdaya-guna : artinya dengan Tepat, Cepat, Hemat, dan Selamat.
Salah
satu bentuk upaya dalam hal melakukan efisiensi & efektifitas kerja adalah
melakukan pengelolaan waktu dengan optimal (Manajemen Waktu) berdasarkan skala
prioritas.
Semua pekerjaan kita bagi menjadi
4 kategori:
- Penting & Mendesak
- Penting & Kurang Mendesak
- Kurang Penting & Mendesak
- Kurang Penting & Kurang Mendesak
- 2. Kualitas Kerja
Pengertian
Kualitas adalah Taraf / Tingkat baik buruknya / derajat sesuatu.
Dan
yang dimaksud Kualitas Kerja adalah mutu seorang karyawan / pegawai dalam hal
melaksanakan tugas – tugasnya meliputi kesesuaian, kerapian dan kelengkapan.
Sedangkan
yang dimaksud Kualitas kerja Karyawan adalah kualitas kerja yang mengacu pada
Sumber Daya Manusia Seperti Pengetahuan, Ketrampilan dan kemampuan yang
dimiliki Karyawan (Matutina:2001)
3
Aspek yang mempengaruhi kualitas kerja karyawan :
- Knowledge (Pengetahuan) : Pengalaman & Belajar.
- Keterampilan Skill : Penguasaan Teknis (Bakat atau dilatih)
- Abilities : Loyalitas, Tanggungjawab, disiplin, dll
- 3. Kerjasama
kerjasama
adalah pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh individu tapi dikerjakan secara
bersamaan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan agar pekerjaan tersebut
menjadi lebih ringan.
Team work
bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, merupakan bentuk kerja kelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target
yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif
dan efisien.
Tips
Agar Team Work dapat berjalan dengan baik
- Memahami Tujuan Kelompok
- Lingkungan yang kondusif
- Saling Percaya
- Membangun Komunikasi Terbuka
- Rasa Memiliki yang Kuat
- Menonjolkan Keunikan Setiap Anggota
- Perbedaan sudut pandang adalah Wajar
- Terus Melakukan Evaluasi
- Memiliki Peraturan yang di Patuhi
- Partisipasi Aktif
- 4. Kemandirian
Pengertian
mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung
pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan
kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna
menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan
sesamanya (Antonius,2002:145).
Ciri
– Ciri Orang memiliki Kemandirian :
- Ada rasa tanggung jawab
- Mampu bekerja sendiri secara mandiri (jarang meminta pertolongan orang lain)
- Memiliki Sikap Kreatif
- Punya inisiatif
- Menguasa ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bidang kerjanya
- Menghargai waktu
- Punya rasa aman jika memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain
- Memiliki menyelesaikan persoalan
- Mampu menimbangan dengan baik problem yang dihadapi secara intelegen
- Puas dengan pekerjaan yang dilakukannya.
- Punya percaya diri
- Dapat melayani diri sendiri, terutama untuk hal-hal pribadi
- 5. Disiplin
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma, etik, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.
- Adanya prilaku yang dikendalikan.
- Adanya ketaatan (obedience)
- 6. Kepribadian / Tingkah Laku
Definisi
Sikap:
Stephen
dan Timothy, 2008:92 mendefinisikan Sikap (attitude) adalah pernyataan
evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek,
individu, atau peristiwa.
Menurut
Ramdhani, 2008 sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.
Menurut
Kotler dan Armstrong (1997, p.157), sikap adalah “Evaluasi,perasaan, dan
kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek yang relatif konsisten”. Sikap
menempatkan orang dalam kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak
menyukai sesuatu, mengenai mendekati atau menjauhinya
Menurut
Muchlas (2005:151) sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang dapat
didefinisikan sebagai pernyatan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian mengenaiobjek, manusia, atau
peristiwa-peristiwa. Sebahagian sikap terbentuk melalui proses belajar sosial
yang diperoleh dari orang lain.
Menurut Azwar (1995)sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: sikap yang berorientasi pada respon, sikap yang berorientasi pada kesiapan respon, dan sikap yang berorientasi pada skema triadic.
Definisi Kepribadian:
Menurut Allport (Pasaribu & Simandjuntak, 1984:95) Kepribadian didefinisikan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis pada individu di dalam system psychophysical yang menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Psychophysical berarti bahwa kepribadian meliputi mental dan neural (susunan syaraf) atau keseluruhan fisik-psikologis yang dimiliki seseorang.
Kepribadian (Muchlas, 2005: 84) didefinisikan sebagai gabungan dari semua cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain, atau kadang-kadang didefenisikan sebagai organisasi internal dari proses psikologis dankecenderungan perilaku seseorang.
Menururt Stephen dan Timothy, (2008:127), kepribadan juga merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungan, atau dengan kata lain kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu berekasi dan berinteraksi dengan individu lain.
Pembentukan
Sikap
Proses
pembentukan sikap berlangsung secara bertahap, dimulai dari proses belajar.
Proses belajar ini dapat terjadi karena pengalaman-pengalaman pribadi seseorang
dengan objek tertentu, seperti orang, benda atau peristiwa,dengan cara
menghubungkan objek tersebut dengan pengalaman-pengalaman lain dimana seseorang
telah memiliki sikap tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses
belajar sosial dengan orang lain.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1) Pengalaman
Pribadi
Apa yang telah dan
sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita
terhadap stimulus sosial.
Sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan
akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2) Pengaruh
Orang Lain
Lingkungan di sekitar
kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi
sikap kita. Apalagi Seseorang yang kita anggap penting akan lebih banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
3) Pengaruh
Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita
hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaan pula-lah yang memberi corak pengalaman-pengalaman
individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya
kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan
dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.
4) Pengaruh
Media Massa
Berbagai
bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai
tugas pokoknya dalam menyampaikan informasi, media massa membawa pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi
tersebut, bila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar
pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan
dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya.
5) Pengaruh Lembaga
Pendidikan Dan Lembaga Agama
Kedua
lembaga di atas, mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajarannya.
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat membentuk sistem kepercayaan maka
tidak mengherankan kalau konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu terhadap sesuatu hal.
6) Pengaruh
Faktor Emosional
Terkadang
suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi
sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Sikap ini dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang dapat
bertahan lama.