Duhai belahan hatiku, mengertikah kamu ketika ijab kabul di ikrarkan maka sejak saat itulah tanggung jawab orang tua mu berpindah di pundak ku. Tanggung jawab melindungi, tanggung jawab mendidik, bahkan tanggung jawab atas dosa dosa yang engkau lakukan. Berat memang, tetapi itu pilihan hidup yang telah aku pilih.
Duhai belahan jiwaku, mengertikah kamu bahwa sedikit nafkah yang kuberikan adalah harta yang kuperjuangkan & didapat dengan keridhaan Allah, karena berharap daging dan darah yang mengalir dalam tubuhmu penuh dengan keridhoan Allah.
Duhai kekasih, aku tidak berharap apapun darimu selain ketaatanmu pada penciptamu, karena aku mengerti bagaimana mungkin engkau akan mentaatiku yang hanya mampu memberi sedikit nafkah, jika dengan penciptamu yang telah memberikan semua kenikmatan pada mu saja engkau tidak mampu taat dan engkau abaikan.
Duhai ibu dari anak anak ku, aku tidak berharap engkau mencintaiku, aku hanya ingin engkau mencintai tuhan dan nabi mu dengan sepenuh hati, karena dengan kecintaanmu terhadap tuhan maka engkau akan mengerti bagaimana menempatkan suami didalam hatimu dan bagaimana memperlakukanya dengan baik.
Kecintaan terhadap suami karena Allah, itulah cinta sejati.
Duhai sayang, jangan pernah hilang rasa syukur itu dan jangan terlontar kecewa atas rasa lelah yang kau rasakan, agar rasa lelah itu tidak menjadi sia sia, tetapi mendapat keridhoan Allah di akherat kelak.
Duhai istriku, Semoga Allah selalu memberi hidayah & meng istiqomahkan qolbu ini dalam ketaatan.
Sehingga dapat menjadi sebaik baik perhiasan dalam rumah tangga, tempat aku berlabuh, bersandar mencurahkan isi hati, dan penghilang rasa penat dalam kerasnya kehidupan diluar sana.
Sehingga dapat menjadi sebaik baik perhiasan dalam rumah tangga, tempat aku berlabuh, bersandar mencurahkan isi hati, dan penghilang rasa penat dalam kerasnya kehidupan diluar sana.
Amin.
.