PENGETAHUAN DASAR TENTANG AGAMA ISLAM
BAGIAN 2
AL QURAN & HADIST
Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara ber tahap selama 22 Tahun, 2 Bulan, 22 Hari.
Pada zaman Nabi Wahyu Al Quran ditulis oleh sahabat pada lembaran - lembaran kulit kayu, kulit hewan dan sebagainya lalu di hapal oleh sahabat - sahabat Nabi sehingga selalu terjaga kemurniannya karena dikoreksi langsung oleh Nabi.
Pada generasi sesudah nya yaitu sejak khalifah pertama Abu Bakar Shidiq sahabat mulai menyusun dan menuliskan secara rapi hapalan - hapalan wahyu mereka menjadi 1 mushaf, dan di zaman Khalifah ke tiga Usman bin Affan karena dihawatirkan akan bermunculan dialek / cara baca dan cara penulisan Al Quran yang berbeda - beda disetiap Negri maka di salinlah Al Quran yang lebih dikenal dengan mushaf usmani dan disebarkan diseluruh Negri Islam sebagai pedoman.
Pada generasi berikutnya tepat nya di zaman bani umayah atau 40 tahun setelah diturunkannya Al Quan, umat islam semakin berkembang pesat bahkan banyak masyarakat non arab masuk islam maka mulai lah dikenalkan tanda baca (I'rob) lalu sesudah itu dilakukan pemberian tanda titik pada huruf dan pemberian harokat agar memudahkan bangsa non arab dalam membaca nya.
Dan terus dilakukan perbaikan pada zaman sesudahnya bukan pada ma'na dan bacaan Al Quran nya tetapi lebih kepada petunjuk baca agar lebih mudah, seperti tanda baca tajwid, wakof, juz, dsb. Sampai seperti Al Quran yang kita kenal hingga saat ini. Perubahan tersebut hanya untuk memudahkan cara baca saja, karena secara bunyi / bacaan / arti tidak ada yang berubah dari sejak generasi pertama hingga saat ini.
HADIST
Hadist atau sunnah adalah perbuatan, perkataan, ketetapan dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Bahkan diam nya nabi ketika sahabat melakukan suatu perbuatan itu juga termasuk bagian dari sunnah.
Semua hal yang berkaitan dengan Nabi baik perkataan dan perbuatan diluar kalimat tentang wahyu Tuhan nabi melarang untuk menuliskannya karena dihawatirkan akan mengganggu hapalan sahabat terkait Wahyu Tuhan.
Selama ratusan tahun amalan - amalan nabi diajarkan dari generasi ke generasi melalui majlis, dan dari catatan - catatan tersendiri sesuai sumber hapalan hadis yang dipelajari dari guru nya.
Tetapi pada perkembangannya banyak bermunculan hadist palsu, semua orang bisa berbicara mengatas namakan kebenaran atas sumber hadist maka pada abad ke 3 H ulama merasa perlu untuk membukukan hadist dengan baik agar bisa menjadi pedoman umat islam.
Maka selanjutnya banyak ulama - ulama hadist yang mulai menggali, mempelajari keaslian hadist lalu membukukan nya, diantara ulama hadiat yang paling terkenal adalah Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud dsb.
Dalam metode mengumpulkan dan koreksi ke aslian sumber hadist bukan hal yang mudah, para ulama memastikan sumber tersebut dan melacak sanad (urutan sumber informasi). Dalam satu buah hadist selalu mencantumkan periwayat / pencerita hadist tersebut secara berurutan sehingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW, bahkan terkadang dari beberapa jalur sehingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Periwayat / Perawi dipastikan orang - orang yang jujur, ketika ada orang yang fasik menceritakan sebuah hadist yang dihapal nya maka hadist tersebut ditolak. Sehingga hadist - hadist yang terbukukan seperti dalam sahih bukhori terjamin kebenarannya.
Wallaua'lam