Wednesday, 31 August 2022

Keunikan & Keragaman Bahasa Daerah Part 1 "Jawa"

Indonesia dikenal memiliki kekayaan budaya yang tak terhingga, salah satunya adalah keragaman bahasa daerah. Menurut data labbineka.kemdikbud.go.id, terdapat 718 bahasa daerah yang tersebar diseluruh daerah. Salah satu bahasa dengan penutur terbanyak adalah bahasa Jawa.

Selain memiliki kosakata yang sangat beragam bahasa jawa juga terbagi lagi berdasarkan karakter asal daerah penuturnya, misal bahasa Jawa pada masyarakat Pati Jawa Tengah akan berbeda dengan masyarakat Malang Jawa Timur. Selain logat yang berbeda ada juga beberapa penyebutan kosa kata yang berbeda padahal memiliki makna yang sama, contoh untuk kata "bohong" di daerah malang mereka lebih sering menggunakan kata "goroh" sedangkan suku jawa dikota lain biasa menggunakan kata "ngapus", "mbicu'i", "mbodoni", "mbuju'i".

Pada umumnya kita mengenal pembagian bahasa jawa menjadi 2 (dua) yaitu bahasa jawa Ngoko dan Kromo, lalu dalam tingkatan Ngoko masih terbagi lagi menjadi Ngoko Lugu dan Ngoko Alus sedangkan Kromo terbagi dalam Kromo Lugu dan Kromo Inggil. Pembagian bahasa jawa ini satu sama lain sangat berbeda sekali baik dari segi kata nya, cara menuturkannya, gestur tubuh saat berbicara, atau bahkan diperuntukan kepada siapa lawan bicara nya. 

Terkait diperuntukan kepada siapa saja kita harus bicara ngoko atau kromo saya tidak akan membahasnya karena sudah banyak artikel yang membahas itu silahkan search di google, karena akan panjang sekali jika kita bahas per kata karena dalam satu benda / kata kerja bisa memiliki lebih dari sepuluh kosakata seperti kata "makan" bisa disebut "mangan", "dahar", "sarapan", "mindo", "nguntal", "nyucuk", "jeglak", "nyombor", "nyekek", dan seterusnya.

Tetapi saya akan bahas sisi sisi unik yang lain terkait bahasa Jawa., sisi unik tersebut diantaranya :

Penyebutan Nama Anak Hewan

Jika dalam bahasa indonesia kita mengenal anak kodok adalah cebong, sedangkan untuk bahasa jawa semua hewan memiliki nama masa kecil.  seperti "kerbau" atau dalam bahasa jawa "kebo" anak nya disebut "Gudel". Anak Sapi disebut "Pedhet", anak "wedus (kambing)" disebut "cempe", anak kucing disebut "cemeng", anak kodok disebut "precil", anak bebek disebut "meri", anak kadal disebut "tobil", anak pitik (ayam) disebut "piyik", anak macan (harimau) disebut "gogor" dan seterusnya.

Menyingkat Kata

Banyak sekali kosa kata Jawa yang tidak ada padanannya dalam bahsa Indonesia atau jika pun ada maka memerlukan kata / kalimat panjang, misal seperti "sek" yang berarti "tunggu sebentar", "ben" yang berarti "abaikan saja", "moh" yang berarti "tidak mau", "pret" untuk ungkapan tidak percaya, "kunduran" kata untuk mengungkapkan posisi kita dibelakang benda yang bergerak kebelakang secara tiba tiba lalu menabrak, selain itu dibeberapa daerah ada yang menyingkat kalimat seperti "bumah" yang merupakan akronim dari "mlebu umah" atau masuk rumah, ada juga "garwo" yang bermakna istri akronim dari "sigarane nyowo" atau bermakna belahan hati, dan masih banyak lagi.

Mengulang Kata

Dalam bahasa indonesia kita mengenal kata "kesana kemari" untuk menggambarkan kondisi dimana sesuatu itu (object/benda) berpindah - pindah berlawanan arah secara terus menerus. Didalam bahasa jawa maka semua kata kerja ada kata pengulangnya, contoh "mongan mangan" berasal dari kata "mangan atau makan" untuk menggambarkan kondisi manusia / hewan yang terus menerus makan. Dan banyak lagi yang jika disebutkan keseluruhannya tidak cukup dalam satu halaman, beberapa kata diantaranya adalah "ngalor ngidul", "mobat mabit", "mutar muter", "mosak masek", "mulat mulet", "mota mati", "rono rene", "ginak ginuk" dan seterusnya.

Penekanan Kata

Menekankan kata untuk memastikan kondisi yang berlebihan, misal kata "lemu" yang bermakna "gemuk", jika untuk menggambarkan kondisi yang sangat gemuk / lemu maka bisa diucapkan dengan kata "luuuemmuuuuu", "legi" yang bermakna "manis" jika untuk menggambarkan kondisi yang sangat manis bisa disebut "luuuegggiiii".

Kalimat Sumpah Serapah

Bahasa Jawa memiliki stok kosa kata yang cukup untuk menumpahkan kekesalan atau kekecewaan, selain kalimat yang secara spesifik memang digunakan untuk mengumpat seperti "jan**k", ada juga umpatan yang diambil dari nama hewan seperti "asu" anjing, "Kampret" kelelawar, "Bedes" monyet, "wedus" kambing, "jangkrek" jangkrik, dan seterusnya. 

Ada juga kalimat kasar semacam umpatan tetapi yang dimasukan dalam sebuah kalimat, seperti  "congormu iku!, muni urung mangan" dalam bahasa indonesia berarti "mulutmu itu!, bilang belum makan" jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia tidak terlihat kalimat kasar, tetapi menjadi kasar karena kata "congor" itu berarti mulut atau hidung babi. Banyak anggota badan binatang yang memiliki kosakata sendiri yang sering digunakan sebagai kata umpatan. Contoh bagian badan binatang yang memiliki kosa kata tersendiri seperti mulut binatang berparuh disebut "cucuk", kaki belalang disebut "sotang", kaki ayam disebut "ceker", kaki babi disebut "tokor" dan lain sebagainya, sehingga jika kita memasukan istilah itu untuk menyebutkan anggota badan kita maka kita dianggap seperti hewan.

Begitulah keluasan ragam bahasa Jawa salah satu bahasa yang paling banyak dituturkan oleh orang indonesia, semoga bisa menambah referensi terkait bahasa daerah yang ada di Indonesia.



Saturday, 13 August 2022

MEMO KETENTUAN PENGGUNAAN SERAGAM KERJA

 

INTER OFFICE MEMO

Nomor : 001/HR/AA/VIII/2022

 

KepadaYth

:

Seluruh Karyawan PT. AA

Dari

:

HRGA Department

Tempat/Tgl

:

Sebamban Baru, 09 Agustus 2022

Tembusan

:

-   Bp. Avicenna/ BU Head

-   Bp. Arzachel  / GM Opr                         

Perihal

:

Ketentuan Penggunakan Seragam Kerja Karyawan

Dengan hormat,


Sebagaimana kita ketahui bahwa Seragam Kerja  memiliki beberapa fungsi diantaranya :

1.   1. Seragam kerja mampu meningkatkan motivasi bagi para pekerja

2.   2.  Seragam kerja dapat Meningkatkan efektifitas  karyawan

3.   3.  Seragam kerja dapat Memberikan kesan professional

4.   4.  Seragam kerja dapat digunakan sebagai pelindung bagi karyawan

5.   5. Seragam kerja diharapkan bisa memberikan rasa kenyamanan bagi para pekerja

6.   6.  Seragam kerja dapat dijadikan sarana promosi bagi perusahaan.

Untuk itu agar terciptanya keserasian dan kerapian dalam penggunaan seragam kerja maka kami sampaikan ketentuan - ketentuan sebagai berikut :

 

 

 

 

1.

Senin sd Selasa

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja biru tosca (seragam lama) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

2.

Rabu

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja abuabu (seragam baru) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

3.

Kamis

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja hijau tua (seragam HTI) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

4.

Jumat

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja abuabu (seragam baru) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

5.

Sabtu

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja T- Shirt warna hitam dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

6.

Minggu

Karyawan diperbolehkan memakai pakaian informal (bukan seragam kerja) terdiri dari paduan celana panjang (jeans/cotton) dengan Kemeja dan tetap memperhatikan kesopanan dan norma-norma yang berlaku.

Demikian disampaikan agar seluruh karyawan mengetahuinya dan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

 

Sebamban Baru, 09 Agustus 2022

PT. Avicenna Arzachel

 

 

Iqbal Hamdani

HRGA Department Head