Tuesday, 6 December 2022

Jaga Hati dan Pikiran

Ketahuilah bahwa orang yang selama ini terlihat baik dimatammu belum tentu dia baik dimata Tuhan, begitu pun sebaliknya bahwa orang yang tampak buruk dihadapanmu belum tentu buruk dimata Tuhan. 

Dan ingat lah bahwa orang yang saat ini menjadi pribadi yang baik belum tentu dia akan mati dalam kebaikan, dan seseorang yang saat ini sedang terjerumus dalam keburukan belum tentu kelak diakhir hayat nya tetap dalam keburukan. 

Teruslah berprasangka baik terhadap siapapun, teruslah memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik, jangan mehakimi siapa pun, jangan mendeklarasikan diri sebagai wakil Tuhan karena sejatinya kita sama hanya berbeda jalan dosa yang kita pilih.

Mungkin saat ini kita bisa lepas dari satu dosa bukan karena kita hebat, kita orang baik atau karena kita orang suci, tetapi bisa saja itu karena kita tidak memiliki kesempatan yang sama, kita tidak berada diposisi yang sama, kita tidak memiliki kemampuan yang sama dalam melakukan dosa tersebut. bisa saja jika kita berada di posisi itu serta memiliki kesempatan serupa, juga memiliki kemampuan yang sama, maka kita jauh lebih bajingan dari orang yang kita anggap sebagai pendosa.

Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik, selalu memperbaiki diri dan selalu berfikir positif terhadap perilaku orang lain karena sejatinya kita tidak lebih baik dari mereka.


Wednesday, 31 August 2022

Keunikan & Keragaman Bahasa Daerah Part 1 "Jawa"

Indonesia dikenal memiliki kekayaan budaya yang tak terhingga, salah satunya adalah keragaman bahasa daerah. Menurut data labbineka.kemdikbud.go.id, terdapat 718 bahasa daerah yang tersebar diseluruh daerah. Salah satu bahasa dengan penutur terbanyak adalah bahasa Jawa.

Selain memiliki kosakata yang sangat beragam bahasa jawa juga terbagi lagi berdasarkan karakter asal daerah penuturnya, misal bahasa Jawa pada masyarakat Pati Jawa Tengah akan berbeda dengan masyarakat Malang Jawa Timur. Selain logat yang berbeda ada juga beberapa penyebutan kosa kata yang berbeda padahal memiliki makna yang sama, contoh untuk kata "bohong" di daerah malang mereka lebih sering menggunakan kata "goroh" sedangkan suku jawa dikota lain biasa menggunakan kata "ngapus", "mbicu'i", "mbodoni", "mbuju'i".

Pada umumnya kita mengenal pembagian bahasa jawa menjadi 2 (dua) yaitu bahasa jawa Ngoko dan Kromo, lalu dalam tingkatan Ngoko masih terbagi lagi menjadi Ngoko Lugu dan Ngoko Alus sedangkan Kromo terbagi dalam Kromo Lugu dan Kromo Inggil. Pembagian bahasa jawa ini satu sama lain sangat berbeda sekali baik dari segi kata nya, cara menuturkannya, gestur tubuh saat berbicara, atau bahkan diperuntukan kepada siapa lawan bicara nya. 

Terkait diperuntukan kepada siapa saja kita harus bicara ngoko atau kromo saya tidak akan membahasnya karena sudah banyak artikel yang membahas itu silahkan search di google, karena akan panjang sekali jika kita bahas per kata karena dalam satu benda / kata kerja bisa memiliki lebih dari sepuluh kosakata seperti kata "makan" bisa disebut "mangan", "dahar", "sarapan", "mindo", "nguntal", "nyucuk", "jeglak", "nyombor", "nyekek", dan seterusnya.

Tetapi saya akan bahas sisi sisi unik yang lain terkait bahasa Jawa., sisi unik tersebut diantaranya :

Penyebutan Nama Anak Hewan

Jika dalam bahasa indonesia kita mengenal anak kodok adalah cebong, sedangkan untuk bahasa jawa semua hewan memiliki nama masa kecil.  seperti "kerbau" atau dalam bahasa jawa "kebo" anak nya disebut "Gudel". Anak Sapi disebut "Pedhet", anak "wedus (kambing)" disebut "cempe", anak kucing disebut "cemeng", anak kodok disebut "precil", anak bebek disebut "meri", anak kadal disebut "tobil", anak pitik (ayam) disebut "piyik", anak macan (harimau) disebut "gogor" dan seterusnya.

Menyingkat Kata

Banyak sekali kosa kata Jawa yang tidak ada padanannya dalam bahsa Indonesia atau jika pun ada maka memerlukan kata / kalimat panjang, misal seperti "sek" yang berarti "tunggu sebentar", "ben" yang berarti "abaikan saja", "moh" yang berarti "tidak mau", "pret" untuk ungkapan tidak percaya, "kunduran" kata untuk mengungkapkan posisi kita dibelakang benda yang bergerak kebelakang secara tiba tiba lalu menabrak, selain itu dibeberapa daerah ada yang menyingkat kalimat seperti "bumah" yang merupakan akronim dari "mlebu umah" atau masuk rumah, ada juga "garwo" yang bermakna istri akronim dari "sigarane nyowo" atau bermakna belahan hati, dan masih banyak lagi.

Mengulang Kata

Dalam bahasa indonesia kita mengenal kata "kesana kemari" untuk menggambarkan kondisi dimana sesuatu itu (object/benda) berpindah - pindah berlawanan arah secara terus menerus. Didalam bahasa jawa maka semua kata kerja ada kata pengulangnya, contoh "mongan mangan" berasal dari kata "mangan atau makan" untuk menggambarkan kondisi manusia / hewan yang terus menerus makan. Dan banyak lagi yang jika disebutkan keseluruhannya tidak cukup dalam satu halaman, beberapa kata diantaranya adalah "ngalor ngidul", "mobat mabit", "mutar muter", "mosak masek", "mulat mulet", "mota mati", "rono rene", "ginak ginuk" dan seterusnya.

Penekanan Kata

Menekankan kata untuk memastikan kondisi yang berlebihan, misal kata "lemu" yang bermakna "gemuk", jika untuk menggambarkan kondisi yang sangat gemuk / lemu maka bisa diucapkan dengan kata "luuuemmuuuuu", "legi" yang bermakna "manis" jika untuk menggambarkan kondisi yang sangat manis bisa disebut "luuuegggiiii".

Kalimat Sumpah Serapah

Bahasa Jawa memiliki stok kosa kata yang cukup untuk menumpahkan kekesalan atau kekecewaan, selain kalimat yang secara spesifik memang digunakan untuk mengumpat seperti "jan**k", ada juga umpatan yang diambil dari nama hewan seperti "asu" anjing, "Kampret" kelelawar, "Bedes" monyet, "wedus" kambing, "jangkrek" jangkrik, dan seterusnya. 

Ada juga kalimat kasar semacam umpatan tetapi yang dimasukan dalam sebuah kalimat, seperti  "congormu iku!, muni urung mangan" dalam bahasa indonesia berarti "mulutmu itu!, bilang belum makan" jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia tidak terlihat kalimat kasar, tetapi menjadi kasar karena kata "congor" itu berarti mulut atau hidung babi. Banyak anggota badan binatang yang memiliki kosakata sendiri yang sering digunakan sebagai kata umpatan. Contoh bagian badan binatang yang memiliki kosa kata tersendiri seperti mulut binatang berparuh disebut "cucuk", kaki belalang disebut "sotang", kaki ayam disebut "ceker", kaki babi disebut "tokor" dan lain sebagainya, sehingga jika kita memasukan istilah itu untuk menyebutkan anggota badan kita maka kita dianggap seperti hewan.

Begitulah keluasan ragam bahasa Jawa salah satu bahasa yang paling banyak dituturkan oleh orang indonesia, semoga bisa menambah referensi terkait bahasa daerah yang ada di Indonesia.



Saturday, 13 August 2022

MEMO KETENTUAN PENGGUNAAN SERAGAM KERJA

 

INTER OFFICE MEMO

Nomor : 001/HR/AA/VIII/2022

 

KepadaYth

:

Seluruh Karyawan PT. AA

Dari

:

HRGA Department

Tempat/Tgl

:

Sebamban Baru, 09 Agustus 2022

Tembusan

:

-   Bp. Avicenna/ BU Head

-   Bp. Arzachel  / GM Opr                         

Perihal

:

Ketentuan Penggunakan Seragam Kerja Karyawan

Dengan hormat,


Sebagaimana kita ketahui bahwa Seragam Kerja  memiliki beberapa fungsi diantaranya :

1.   1. Seragam kerja mampu meningkatkan motivasi bagi para pekerja

2.   2.  Seragam kerja dapat Meningkatkan efektifitas  karyawan

3.   3.  Seragam kerja dapat Memberikan kesan professional

4.   4.  Seragam kerja dapat digunakan sebagai pelindung bagi karyawan

5.   5. Seragam kerja diharapkan bisa memberikan rasa kenyamanan bagi para pekerja

6.   6.  Seragam kerja dapat dijadikan sarana promosi bagi perusahaan.

Untuk itu agar terciptanya keserasian dan kerapian dalam penggunaan seragam kerja maka kami sampaikan ketentuan - ketentuan sebagai berikut :

 

 

 

 

1.

Senin sd Selasa

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja biru tosca (seragam lama) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

2.

Rabu

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja abuabu (seragam baru) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

3.

Kamis

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja hijau tua (seragam HTI) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

4.

Jumat

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja abuabu (seragam baru) dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

5.

Sabtu

Karyawan diharuskan memakai seragam kerja T- Shirt warna hitam dengan paduan celana panjang (jeans/cotton).

6.

Minggu

Karyawan diperbolehkan memakai pakaian informal (bukan seragam kerja) terdiri dari paduan celana panjang (jeans/cotton) dengan Kemeja dan tetap memperhatikan kesopanan dan norma-norma yang berlaku.

Demikian disampaikan agar seluruh karyawan mengetahuinya dan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

 

Sebamban Baru, 09 Agustus 2022

PT. Avicenna Arzachel

 

 

Iqbal Hamdani

HRGA Department Head                                                          

                            


Monday, 21 March 2022

SURAT PERNYATAAN BEBAS BERSERIKAT & MENGELUARKAN PENDAPAT

SURAT PERNYATAAN



Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama          : Iqbal Hamdani, A.Md, S.Kom
Jabatan        : Presiden Direktur
Alamat        : Jl. Mandalika Nusa Tenggara

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
  1. Setelah disahkan Peraturan Perusahaan PT. Kaya Berkat Louhan tertanggal 18 Maret 2019, maka Perusahaan telah memberlakukan seluruh ketentuan yang berlaku didalam Peraturan Perusahaan tersebut. 
  2. Perusahaan menjamin hak – hak karyawan PT. Kaya Berkat Louhan dalam hal kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat di lingkungan perusahaan sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang berlaku, dan tidak melarang karyawan untuk membentuk serikat pekerja / serikat buruh atas pilihannya sendiri dan tanpa paksaan / intervensi dari pihak manapun.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Mandalika, 21 Maret 2019 
PT Kaya Berkat Louhan




Iqbal Hamdani, A.Md, S.Kom,

Presiden Direktur
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2722352383399560"crossorigin="anonymous"></script>






Saturday, 22 January 2022

Memelihara Hewan Dalam Pandangan Islam

 




Memelihara Hewan Dalam Pandangan Islam

1. Memberi Makan Mahluknya Allah

“Pada setiap sedekah terhadap mahluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (HR. Bukhori, HR. Muslim).

“Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)” (HR Al-Bukhari : 2363)

“Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit” (HR At-Tirmdzi : 1924)

2. Mengagumi ciptaan, kebesaran dan kekuasaan Allah

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Alfatir :28)

“Dialah Allah, Yang Menciptakan, Yang Menjadikan, Yang Membentuk Rupa.  Baginya nama-nama terbaik.  Semua yang ada di langit dan bumi mengagungkan-Nya.  Dialah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Bijaksana.” (QS Al Asyr: 24)

(Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS an- Naml/27: 88)

3. Menyibukan diri untuk mengekang dari keinginan bermaksiat kepada Allah

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat (QS An Nur :30)
 
Selain dengan menyibukan diri dengan kegiatan kegiatan positif maka kita jua perlu banyak berdoa dan berlindung kepada Allah SWT agar terhindar dari perbuatan dosa

Doa yang di ajarkan Syeh Arsyad Al Banjari Artinya:

"Ya Allah, kepada-Mu kami meminta pertobatan dan kelanggengannya. Kepada-Mu, kami berlindung dari maksiat dan sebab-sebabnya.

"Ingatkan kami agar takut kepada-Mu sebelum datang bahaya maksiat.

"Bawakan ketakutan itu untuk menyelamatkan kami dari maksiat dan dari pikiran di jalanan maksiat.
"Hapuskan kelezatan maksiat yang kami pilih dari hati kami.

"Gantikan kenikmatan itu dengan rasa tidak suka dan keinginan terhadap lawanan maksiat,”

(Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 100).