COVID-19
Iya,, hidup mati itu di tangan Allah, Allah yg ngatur. Taqdir itu sudah ditentukan. Ga usah di sampaikan juga semua orang islam tau, baik yang islam cuma di KTP yang sholat nya setahun cuma 2 kali, pasti juga ngerti. Tapi masalahnya bukan itu.
Memahami agama itu harus luas, belajar ilmu agama itu jangan setengah - setengah, ayat Alquran itu bukan dipahami dari terjemahannya saja tapi juga melihat asbabun nuzulnya, balaghoh nya, tafsir nya, dan lain sebagainya.
Contoh sederhana,, kata kata "ya bani isroil" di dalam Al Quran itu klo di maknai sebagai Negara Israel yg saat ini menjajah palestina, berati ngajine sampean ga khatam. Israel di dalam Alquran itu yang dimaksud adalah penyebutan untuk anak turunannya Yahuda bin ya'kub bin ishak bin ibrahim.
Jadi gini, ketika kita mengikuti himbauan pemerintah, mendengarkan fatwa MUI terkait covid-19 itu bukan berati kita ga percaya sama Tuhan atau Ga percaya sama Qodo' Qodar nya Tuhan.
Sebuah Riwayat dari Anas bin Malik, pada suatu hari ada seorang laki-laki berhenti di depan masjid untuk mendatangi Rasulullah. Unta tunggangannya dilepas begitu saja tanpa ditambat. Rasulullah bertanya, ''Mengapa unta itu tidak diikat?'' Lelaki itu menjawab, ''Saya lepaskan unta itu karena saya percaya pada perlindungan Allah SWT.''
Maka Rasulullah menegur secara bijaksana, ''Ikatlah unta itu, sesudah itu barulah kamu bertawakal.'' Lelaki itu pun lalu menambatkan unta itu di sebuah pohon kurma.
Sudah jelas apa itu tawakal, kita ber ihtiar dahulu baru kita serahkan hasil nya kepada Allah.
Menyebarnya islam ke penjuru dunia ini bukan karena sahabat tawakal berdiam diri saja di madinah, tapi berkat ikhtiar perjuangan Rasulullah dan Sahabat.
Coba lihat bagaimana bentuk ihtiar yang nabi ajarkan dalam mengendalikan wabah penyakit menular
Rasulullah bersabda, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sampean boleh jago, kebal, berani ga takut sama virus corona. Tapi kalau sampean ndablek ga dengarkan himbauan pemerintah dan MUI, bisa jadi sampean jadi wasilah pembawa bibit virus yang bisa saja akan membawa penderitaan untuk keluarga kita dan orang orang yang kita cintai. Bukankah itu akan menjadi dosa jika sampean menjadi wasilah penderitaan orang lain.
Ketika mulut kita bau bawang saja, nabi melarang kita masuk masjid karena akan mengganggu orang lain, jadi klo di qiyas kan bau bawang saja dilarang karena akan mengganggu apalagi kalau membawa sumber virus yang bakal merugikan orang banyak??
Dan kalau sampean positif ter infeksi, trus mati, yakin akan ada yang memandikan jasad sampean, ada yang menyolatkan dan mengkuburkan??
Sudahlah ga usah takabur, ga usah sombong, ihtiar yang maksimal, baru bertawakal.
Sebamban Baru, 22 Maret 2020
Sunday, 22 March 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment