Friday, 21 December 2018

Psikologi Massa

Beredar video pencuri di tangkap, di ikat, di telanjangi, di pukul dan di bakar oleh masyarakat secara beramai ramai. Tidak berhenti di situ, betapa banyak video beredar perilaku yang sama dengan korban yang berbeda, ada pasangan muda mudi yang ketangkap lagi berbuat mesum, dan ada juga preman yang sedang berbuat onar selanjutnya di tangkap warga dan lain lain.

Kenapa mereka bisa setega itu, se biadab itu, sekejam itu. Apakah mereka orang - orang suci tanpa dosa yang berhak mengadili, apakah mereka para pahlawan penegak hukum, terbuat dari apa hati mereka sehingga mampu berbuat se sadis itu, bagaimana jika yang tertimpa musibah itu keluarga mereka, adik mereka, kakak mereka, anak mereka, orang tua mereka, bagaimana perasaan nya, mereka lupa apa yang diperbuat akan dipertanggung jawabkan.

Darimana keberanian untuk melakukan tindakan kekejaman itu muncul, dari Psikologi masa

Apa itu Psikologi masa,
Sumber wikipedia, Psikologi massa adalah salah satu cabang dari psikologi yang berkembang pada pertengahan abad ke 19. Cabang Psikologi ini berhubungan dengan proses perilaku dan pemikiran baik dari anggota massa maupun massa itu sendiri. Psikologi massa seringkali dipengaruhi oleh hilangnya tanggung-jawab seseorang dan pandangan akan perilaku universal; keduanya bertambah sesuai dengan jumlah massa

Psikologi masa ini muncul secara sepontan dan serta merta karena pengaruh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu agar kita tidak terpengaruh dalam perbuatan negatif tentu kita harus lebih bijak dalam berfikir, santun dalam bertutur kata dan arif dalam bertindak.

Agama mengajarkan agar kita selalu bersikap tenang namun pasti seperti air mengalir
"Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.” (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra 10/104 dan Abu Ya’la dalam Musnad-nya 3/1054)
Dan karena kita bukan lah orang orang suci maka kita tidak berhak untuk mengadili atas dosa orang lain,

“….. karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka”. (QS.Ar R’ad: 40)

Dan teliti sebelum menyampaikan berita agar kita tidak termasuk penyebar berita bohong atau hoak yang dapat menimbulkan keresahan, fitnah dan informasi menyesatkan yang bersifat fatal. seperti yang tercantum dalam kitab suci,
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 6)

Dan apabila kita ragu tentang suatu kebenaran, apakah berita ini benar atau salah maka diam adalah pilihan terbaik
“Barangsiapa yang diam, dia selamat.” (HR. Tirmidzi no. 2501) [3]

Keterangan
HR : Hadist Riwayat (Perkataan nabi yang turun temurun disampaikan oleh perawi sampai pada kita saat ini)
QS  : Quran surat (Firman Allah yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kemudian di hapal dan dibukukan oleh para sahabat nabi)

 

0 komentar: