Bismillah,
Turut berduka atas korban bom yang Dilakukan di beberapa daerah, Bahwa kita semua sepakat kalau itu perbuatan keji dan terkutuk, bahwa kita juga tau jika dalam islam pembunuhan merupakan dosa besar yang diganjar oleh Allah dengan neraka jahanam di akherat kelak.
Dalam ayat alquran disebutkan “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS: Al-Maidah: 32).
Seorang manusia dimaksud adalah mahluk yang di anggap sebagai manusia, baik orang muslim, non muslim, orang gila, orang sehat, dll. Haram hukumnya dibunuh.
Lalu bagaimana dengan aksi yang mengatas namakan islam. Siapa pelakunya.
Wallahua'lam. Namun yang jelas aksi tersebut sangat merugikan orang islam, umat islam di buli, islam di cap radikal, fanatik terhadap agama di takuti, jenggot & surban seolah menyeramkan.
Dan yang paling mengerikan dari akibat aksi bom bunuh diri tersebut adalah kita takut untuk belajar agama, kita takut mengikuti pengajian, seolah olah semakin Kita mendalami ilmu agama maka kita semakin berbahaya, ending nya, agama harus dipisahkan dari urusan dunia (politik, ekonomi, dll).
Keliru kalau kita menyangka bahwa pelaku bom teror merupakan orang orang yang taat beragama dan memiliki pemahaman agama yang kuat, jika dalam ilmunya maka jiwa nasionalisnya, semangat kebangsaannya akan besar. Ambil contoh bagaimana ulama ulama besar yang menjadi tokoh tokoh pendiri bangsa, KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, Jendral Sudirman, KH. Noer Ali, KH. Zainal Mustofa, KH. Zainul Arifin, KH Wahid Hasyim, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Mohammad Hatta keturunan dari ulama tarekat, Muhammad Natsir, Buya Hamka, dan masih banyak lagi tokoh tokoh pejuang negara ini dari kalangan yang pemahaman agamanya sangat dalam.
Jadi, semakin luas ilmu kita, maka semakin kita bisa menunjukan kepada manusia bahwa islam agama yang damai, selamat, rahmatan lil alamin.
Thursday, 17 May 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment