Saat menyerahkan uang sambil bergumam, "ini bukan hak ku, ya Allah seandainya hal kecil yang hamba lakukan ini dianggap suatu kebaikan maka mudahkan lah urusan hamba pada hari ini" saat itu juga Tuhan ku ajak barter, bakat dagangku muncul yaitu dengan modal sekecil kecilnya mendapat untung sebesar besar nya.
Balasan Allah pertama,
Persis menjadi penumpang terakhir sebelum portal ditutup. Bergumam lagi dalam hati "Alhamdulillah, Gak pake Antri"
Didalam Fery kebetulan kebagian duduk dibangku baris belakang, tepat dibelakang sepasang suami istri yang sepertinya baru saja menikah dan mempunyai bayi. Si ayah tampak dari belakang sedang menganggu bayi yang digendong sang istri sambil tertawa lucu. Bapak-bapak kumis tebal dibaris depan menoleh kebelakang, menatap dengan tatapan geli dan aneh pada sibayi.. begitu juga bapak di samping,,
wah jadi penasaran, ada apa dengan bayinya. saya coba mengintip dari belakang, yang tampak cuman selimutnya saja, tak terlihat ada hal yang aneh..
Si istri berbisik sama suaminya, "dia lapar". tidak lama suaminya membawa roti..
"Ha, bayi makan roti"
Saya jadi makin penasaran, kembali saya intip kedepan dan sengaja bergeser.
Terlihat kakinya kecil, berbulu.
"Astagfirullah"
degup dalam hati, Makin penasaran, melihat wajahnya.
"Astagfirullah, Ternyata Bayi Monyet yang digendong, lahaula walaquwwata illabillah."
Gara gara si monyet, tak terasa sudah sampai sebrang..
*Perjalanan berlanjut*
Ketika dijalan mulai terserang kantuk, tiba tiba,
"Bau kentut"
Dan wusss, mobil pick up terbuka dengan muatan karet menyalip, dan memperlambat lajunya persis didepan,
pada Bak belakang bertuliskan huruf besar "Bau T*inya, Harum Duitnya"
Kantuk pun hilang seketika..
Next*
Ketika adzan berkumandang, istirahat sebentar sambil makan siang. Dan seperti kata ihsan dalam serial ipin upin, "perut kenyang, hatipun senang"
Saat ke Ke kasir untuk membayar,
"Ayam kampung dada presto 1, Minumnya Juss Melon, berapa?"
Kasir "sudah dibayarkan pak, sama bapak yang tadi, yang pakai baju safari duduk disebelah bapak"
"Oooh"
SENANGNYA BERBISNIS DENGAN ALLAH
0 komentar:
Post a Comment