Saturday 3 September 2016

IBU Part 2

Sungguh, aku kan kembali wahai ibu.
Kan kucium keningmu nan suci,
Kan kutumpahkan semua rinduku,
dan mencium wanginya tangan kananmu.
Kan kubersihkan tanah dikedua telapak kakimu dengan pipiku ketika aku bertemu denganmu.
Ku kan mengairi tanah dengan airmataku karena bahagia engkau masih hidup.
Betapa sering engkau bergadang malam agar aku tertidur lelap.
Betapa sering kerongkonganmu kehausan asal aku bisa minum dengan puas dengan kelembutanmu.
Pada hari sakitku, aku tidak pernah melupakan airmatamu yang bercucuran seperti hujan.
Matamu selalu bergadang karena menghawatirkan keselamatanku.
Kini, aku tak bisa berkata-kata mengungkapkan apa yang sudah engkau korbankan demi aku --anakmu.
Engkau katakan kata-kata manis, mengingatkan memori sepanjang hari-hariku.
Tidak mungkin engkau melihat dada yang lebih membuatmu rindu selain dadaku.
Tuhan semesta alam berpesan kepadaku untuk berbakti kepadamu wahai harapan hidupku.
Ridlomu adalah rahasia kesuksesanku dan cintamu adalah pembakar imanku.
Karena ketulusan doamu kesusahan dan kesedihanku lenyap.
Jika ada yang memisahkan aku, maka engkaulah denyut nadi dijantungku, engkaulah cahaya dimataku.
Dan engkaulah nada dibibirku.
Dengan melihat wajahmu kecemasanku menghilang.
Ku berjanji aka kan membahagiakanmu,
Janji keduaku baru dimulai ketika ranting telah tumbuh dengan bunga.
Jangan bersedih wahai ibuku.
Aku kan datang menjengukmu dengan berlinang airmata.

(*sumber copy paste dari pencarian google)

0 komentar: